Will : Road To Istanbul (Movie)
"Gerrard adalah
seorang Supernova, ia bergerak saperti tornado terbakar, barputar kesegala arah
dan matanya selalu tertuju pada gawang. Bola ada di bulan, dan dia berada di
bumi, dan apa pun yang dia inginkan, kakinya membuatnya begitu. Dia adalah
Supernova sepak bola."
“Steven Gerrard is a Supernova, isn’t he? He
moves like a tornado on fire, twisting in all directions at once, and
always has his eye on the goal. The ball is in the moon, and he is in the
earth, and whatever he wishes, his legs make so. He is a football
Supernova.”
(Will Brennan)
Judul : Will : Road To Istanbul (You'll Never Walk Alone)
Sutradara : Ellen Perry
Pemeran : Perry Eggleton sebagai Will Brennan, Damian Lewis sebagai Gareth Brennan(ayah Will), Jane March sebagai Suster Noell, Bob Hoskins sebagai Davey (teman ayah Will), Alice Krige sebgai Suster Carmel, Mark Dymond sebagai Detektif, Kristian Kiehlingsebagai Alek Zukic, Rebekah Staton sebagai Nancy, Branko Tomovic sebagai Avdo Bilic, Canan Erguder sebagai Mina Bilic, Yesim Tomay sebgai Edina Bilic, Neil Fitzmauricesebagai Fitzy, Malcolm Storry sebagai Finch, Brandon Robinson sebagai Ritche (teman Will), Kieran Wallbanks sebagai Simon (teman Will), Nicolas Chagrin sebagai Mathieu
Pemeran Spesial : Kenneth Mathieson Dalglish / Kenny Dalglish / King Kenny
Tayang : 4 November 2011 (UK-United Kingdom)
Bahasa : English
Jalan Cerita : Keajaiban stadion Ataturk di kota Istanbul pada final Liga Champion Eropa pada tahun 2005 digambarkan dalam sebuah film yang "ajaib" juga. Film "ajaib" yang dapat membuat seluruh penggemar Liverpool Football Club maupun penggemar sepakbola pada umumnya diseluruh dunia merinding bila menontonnya.
Film ini berlatar belakang di negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Bosnia Herzegovina, dan Turki. Berceritakan tentang seorang anak umur belasan bernama Will Brennan, dia adalah penggemar fanatik klub sepakbola Liverpool F.C (Inggris) yang memiliki mimpi besar yang pasti dapat dia wujudkan.
Will Brennan seorang piyatu (Ibunya meninggal saat dia kecil) ditinggal oleh ayahnya yang terguncang akibat kematian ibu Will yang sangat mendadak, Will tinggal di asrama gereja di selatan kota London. Dengan secara tiba-tiba ayah Will (Garreth Brennan) datang ke asrama Will, dia ingin mengasuh kembali Will yang telah dia tinggalkan selama 3 tahun. Saat pertemuan keduanya, ayah Will memberikan dua buah tiket final Liga Champion yang dilangsungkan di stadion Ataturk, Istanbul, Turki dan berjanji mengajak Will menyaksikan pertandingan tersebut bersama.
Will bersama Ayahnya |
Namun semua harapan dan dunia anak kecil ini seketika runtuh saat teman ayah Will (Davey) datang ke asrama untuk memberitahu bahwa ayah Will telah meninggal dunia. Kesedihan Will ditunjukannya dengan mrobek dan membuang semua poster tentang Liverpool F.C di kamarnya. Pada malam harinya Liverpool lolos ke partai final Liga Champion setelah mengalahkan Chelsea pada laga semifinal 2nd leg di stadion Anfield dengan skor 1-0 (Luis Garcia). Will nekat berniat melarikan diri dari asrama untuk mewujudkan segala mimpi yang sudah di tangannya, dengan dibantu kedua sahabat karibnya (Ritche dan Simon).
Ritche, Will dan Simon |
Pada suatu malam mereka merencanakan kaburnya Will dengan berbagai strategi dan jalur perjalanan Will dari Inggris menuju Turki. Setelah lolos dan tiba di Prancis, dia bertemu dengan Alek dan Mathieu yang membantu Will mewujudkan mimpinya walau ternyata tiket pemberian ayahnya tiket PALSU. Dengan mobil pinjaman milik Matheu, Will dan Alek berkendara dari Paris menuju Istanbul. Di perjalanan, mereka sempat bertemu dengan beberapa rombongan penggemar Liverpool (Liverpudlian) yang lain.
Disaat pelarian Will, dengan tidak disadari dia menjadi orang paling terkenal sebagai fans Liverpool nomor satu karena berbagai media besar di seluruh penjuru Eropa menjadikan berita tentang Will yang ingin menyaksikan partai final Liga Champion sebagai headlineberita mereka. Tak heran jika Will pun menjadi "buronan" diseluruh Eropa karena bepergian keluar Inggris tanpa surat-surat yang legal.
Berbagai media Eropa memberitakan Will. |
Sebelum mereka sampai di Istanbul, Wil dan Alek berhenti di sebuah desa di Sarajevo, Bosnia. Di desa kecil itu masih terlihat sisa-sisa puing akibat perang saudara yang terjadi beberapa tahun lalu. Desa tersebut ternyata adalah kampung halaman Alek, disana terdapat banyak memori dan harapan-harapan Alek yang dia tinggalkan disana. Will sangat kaget ketika mengetahui ternyata Alek adalah dahulunya seorang pemain sepakbola profesional dan bermain di tim nasional Bosnia serta klub FK Sarajevo. Alek pun pernah diminati banyak klub besar dunia termasuk Liverpool, dalam film ini diceritakan bahwa Alek pernah menjalani masa uji coba bersama The Reds (julukan Liverpool F.C).
Alek Zukic dengan jersey Liverpool |
Setelah mereka mengunjungi keluarga Alek di Sarajevo, Will dan Alek melanjutkan perjalanan menuju Istanbul dengan berkejar-kejaran dengan polisi Bosnia. Sesampainya di Istanbul drama pun berlanjut, dengan uang pemberian Matheu sebesar 9.000 Euro Alek dan Will mencari orang yang ingin menjual tiket untuk untuk mereka. Dengan hanya membawa uang sebesar itu ternyata tidak cukup, beruntungnya Will memiliki "keluarga" Liverpudlian yang bersedia membantunya mengumpulkan uang untuk membeli satu tiket tersisa sebesar 10.000 Euro. Dengan hanya satu tiket terpaksa Alek tiddak dapat ikut bersama Will masuk ke dalam stadion, namun dengan kepopuleran Will sebagai fans Liverpool nomor satu dengan tidak sengaja Kenny Dalglish melihat Will dari dalam gerbang dan memberikan ID Card nya untuk Alek dan membiarkan mereka berdua masuk kedalam stadion dengan beberapa fasilitas official.
Alek dan Will bersama Dalglish |
Betapa beruntungnya Will, dia diberi kesempatan untuk menjadi pendamping kapten Liverpool (Steven Gerrard) memasuki lapangan sebelu pertandingan. Sebelum memasuki lapangan pertandingan, Will sempat berbincang dengn Jemie Carragher dan Steven Gerrard.
Will dengan Steven Gerrard |
Pada akhir film terlihat Will berhalusinasi melihat ayahnya dijalannya menuju tengah lapangan. dengan keyakinan penuh Will pun lari sendirian menuju tengah lapangan untuk merasakan atmosfer stadion Ataturk yang penuh dengan pecinta sepakbola diseluruh Eropa pada saat itu. Dengan diiringi suara supporter yang meneriaki namanya serta terdengar nyanyian mengharukan You'll Never Walk Alone dari para Liverpudlian, di sinilah puncak dari kebanggaan dan merindingnya para fans Liverpool setelah meraih gelar ke 5 di ajang tertinggi benua Eropa.
You'll Never Walk Alone |
Liverpool F.C berhasil mengalahkan AC Milan dalam adu pinalti dengan skor 3-2. Jalannya pertandingan cukup menegangkan, Liverpool sempat tertinggal 3 gol pada babak pertama dan hampir mustahil menjuarai kejuaraan ini. Namun dibabak ke dua, Liverpool bangkit dengan mencetak 3 gol balasan dan memaksa AC milan ke babak adu pinalti. Liverpool telah menjuara Liga Champion Eropa 5 kali, yaitu pada tahun 1977, 1876, 1981, 1984 dan 2005.
Cuma baca di blog ini engga cukup ! jangan bangga cuma tau jalan ceritanya, sakskan sendiri filmnya, resapi makna ceritanya, dengarkan suara nyanyian para Kops di film ini. Dengan visualisasi yang luar bisa dikombinasikan dengan jalan cerita yang menarik serta Will Brennan yang "ajaib" :))
YOU'LL NEVER WALK ALONE
FILM SANGAT DIREKOMENDASIKAN, KHUSUSNYA KEPADA LIVERPUDLIAN !!